Happy Thirteen!

Tiga belas tahun lalu yang tepatnya hari ini, seseorang dilahirkan. Dia yang dulunya dikira laki-laki, tapi ternyata adalah perempuan. Namanya Nana. Lengkapnya Adinda Kirana Abdiel. Saat aku bertanya artinya ke pada ibu, yang ku ingat hanya adik kecilku.

Saat pertama kali bertemu dengannya, badannya benar-benar kecil. Matanya tertutup karena hampir sepanjang hari ia tertidur. Jari-jarinya panjang, kata orang-orang dia akan memiliki badan yang tinggi. Dan ternyata benar. Di usianya yang baru menginjak tiga belas tahun, tingginya sudah melebihi tinggiku. Kini aku hanya sepundaknya. Hampir setiap hari ia menjahili ku dengan mengatakan lelah jika harus menunduk saat berbicara denganku.

Dulu, Nana harus dititipkan ke salah satu tetangga karena kedua orangtuaku bekerja seharian. Kala itu aku masih kelas dua sd- dimana aku dianggap masih terlalu kecil untuk menjaganya. Setiap pagi ayah akan mengajak Nana berkeliling menggunakan sepeda motor, tidak lupa membeli susu, sebelum Nana dititipkan. Sayangnya, walau sudah disogok, Nana akan tetap menangis histeris tatkala mengetahui dia sudah berada di rumah tetanggaku. Dan seperti biasa, tangisan Nana akan terus menggema walau motor ayah sudah menjauh. Tangisan yang membuatku ikut sedih.

Kadang jika sudah pulang sekolah, aku akan mampir kesana. Ntah sekedar melihat keadaan Nana, atau memberikan kue yang ku beli di sekolah. Nana senang sekali ketika melihat keberadaanku, maupun saudara laki-laki ku. Tak sengaja, kami juga menjahilinya dan membuat ia menangis wkwkwk

Karena terlalu sering dijahili membuat Nana belajar bagaimana cara untuk membalas kami. Caranya dengan mencakar atau menjambak rambut. Aku ingat bagaimana Nana membuat kulitku penuh dengan luka akibat kukunya yang panjang. Sejak itu juga, tiap kali melihat kukunya mulai panjang, aku langsung memberitahu ibu.

Setiap tahun, banyak sekali perkembangan Nana. Kini dia sudah duduk di kelas dua SMP. Dan dia jadi cantik. Sekarang pembahasannya juga banyak. Sesekali ia bertanya tentang sunscreen, sesekali juga kami membahas drama apa yang bagus. Terkadang saat sore kami duduk di depan TV sambil menonton Boboiboy. Tak jarang juga Nana mengajak makan seblak atau minum boba.

Nana juga menyebutku seorang sahabat, karena dia merasa tidak memiliki teman sedekat aku. Satu hal yang membuatku tersentuh. Dari dulu, jika dihadapkan dengan pertanyaan “punya sahabat ga?” selalu menjadi pertanyaan paling susah. Biasanya aku akan diam seribu bahasa. Tapi ketika Nana mengatakannya, aku ikut mengiyakan walau di dalam hati.

Nana, aku harap di tahun-tahun berikutnya kita bisa merayakan hari ini dan melakukan hal-hal yang tiap hari kita lakukan, baik sebagai saudara maupun sahabat. Ingat tanggal 25 bulan depan!

2 tanggapan untuk “Happy Thirteen!

Tinggalkan komentar